Budaya Positif
Budaya positif perlu
dikembangkan di sekolah. Kita dapat melihat mutu sebuah sekolah dilihat dengan
budaya positif yang dikembangkan oleh seluruh warga sekolah. Budaya positif
merupakan nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang terbentuk dalam jangka waktu
yang lama, terlihat dari sikap keseharian seluruh elemen sekolah yang berpihak
pada murid sehingga mereka dapat berkembang. Dengan demikian Profil Pelajar
Pancasila dapat terwujud. Terwujudnya Profil Pelajar Pancasila maka peran
pendidik adalah sebagai penuntun untuk menciptakan kondisi pembelajaran dan
lingkungan sekolah yang berpihak pada murid, membahagiakan dan menggembirakan
mereka.
Dalam menerapkan budaya
positif sekolah, maka peran guru penggerak sebagai agen perubahan dalam sebuah
ekosistem pendidikan yang berpihak pada murid. Dengan berkolaborasi Bersama
seluruh komponen sekolah untuk mewujudkan visi sekolah melalui pendekatan
Inkuiri Apresiatif dengan Langkah-langkah BAGJA.
Untuk mewujudkan budaya
positif sekolah langkah awal dengan membangun budaya positif di kelas dengan
membuat kesepatan kelas (keyakinan kelas) dengan melibatkan murid. Hasil
keyakinan kelas diwujudkan dengan penuh kesadaran dan bertanggung jawab oleh
seluruh warga kelas.
Apabila budaya positif
kelas telah menjadi sebuah pembiasaan secara konsisten bagi seluruh warga
sekolah, maka suasana pembelajaran yang menyenangkan, nyaman dan gembira akan
terwujud.
Budaya Positif Sekolah
merupakan nilai-nilai positif yang diterapkan di sekolah untuk menumbuhkan
motivasi intrinsiK pada diri siswa yang bertanggungjawab dan berbudi pekerti
luhur sehinggga dapat terwujud profil pelajar pancasila. Kualitas suatu sekolah
juga dapat dilihat dari budaya positif
yang tumbuh dan kembang di suatu sekolah.
Budaya Positif di suatu sekolah dapat membantu pencapaian visi sekolah. Untuk tercapainya sebuah visi sekolah, Guru memiliki peran penting. Karena Guru sebagai ujung tombak pencapaian visi sekolah dan kualitas dari sekolah.
Guru penggerak merupakan pembelajara yang mendorong tumbuh kembang anak secara holistic, aktif, berpusat pada murid, menjadi teladan dan sebagai agen transformasi ekosistem pendidikan guna tercapainya profil pelajar pancasila. Maka dari itu Guru penggerak merupakan Garda terdepan dalam menciptakan budaya positif di sekolah melalui pembiasaan-pembiasaan positif, penerapan disiplin positif, mengetahui kebutuhan Dasar manusia, motivasi perilaku manusia, keyakinan kelas, posisi control dan segitiga restitusi.
Berikut ini contoh penerapan segitiga restitusi di SDN Gonggang 3, silahkan dilihat
0 komentar:
Posting Komentar