Refleksi terbimbing
Budaya Positif
A.
pemahaman Saya tentang konsep-konsep inti yang telah Saya
pelajari di modul ini diantaranya
Disiplin positif
Menenamkan
motivasi untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri
dengan nilai-nilai yang mereka percaya tanpa terpengaruh adanya hukuman dan
hadiah sehingga berpengaruh pada motivasi instrinsik yang berdampak jangka
panjang.
Posisi Kontrol
1. Penghukum
2. Pembuat
orang merasa bersalah
3. Teman
4. Monitor/Pemantau
5. Manajer
Kebutuhan Dasar manusia
1. Kebutuhan
Bertahan Hidup
2. Cinta
dan Kasih Sayang (Kebutuhan untuk Diterima)
3. Penguasaan
( Kebutuhan Pengakuan atas kemampuan)
4. Kebebasan
(Kebutuhan Akan Pilihan)
5. Kesenangan
(Kebutuhan untuk Merasa Senang)
Keyakinan Kelas
1. Keyakinan
bersifat Abstrak, tidak detail seperti peraturan yang lebih rinci dan lengkap
2. Keyakinan
bersifat universal
3. Keyakinan
kelas dibuat dalam bentuk Positif
4. Keyakinan
tidak terlalu banyak dan bersifat positif
5. Semua
Warga kelas hendaknya semuanya berkontribusi
Segitiga restitusi
1. Menstabilkan
Identitas
2. Validasi
Tindakan yang Salah
3. Menanyakan
Keyakinan
Semua
Materi dalam modul 1.4 tentang Budaya Positif sangat Menarik dan memiliki
keterkaitan. Materi ini juga sangat penting untuk dikuasai oleh Guru supaya
dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Di Luar Dugaan saya
adalah ada berbagai materi yang perlu saya pelajarai dan sangat bagus
diterapkan di sekolah.
B. Pengalaman Saya dalam
menggunakan konsep-konsep inti tersebut dalam menciptakan budaya positif
baik di lingkup kelas maupun sekolah Saya adalah
1. Membuat
kesepatakan kelas di awal tahun pembelajaran
2. Melakukan
refleksi setiap selesai pembelajaran
3. Melakukan
evaluasi langkah berikutnya dalam pembelajaran
4. Terus
melakukan perbaikan ke arah kesepakatan kelas
C. Sebelum mempelajari
modul ini, Saya Pernah menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi
permasalahan murid saya
Sebelum mempelajari modul ini, Saya pernah menerapkan segitiga
restitusi ketika menghadapi permasalahan murid saya. Contoh
pada saat siswa terlambat. Pertanyaan yang saya sampaiakan adalah Mengapa kamu
terlambat?, kamu tadi Bangun Jam berapa? Tadi malam apa yang kamu lakukan?
Konsesuensi apa yang harus kamu terima?
D. Perubahan apa
yang terjadi pada cara berpikir Saya dalam menciptakan budaya positif di kelas
adalah Untuk
menciptakan budaya positif yang berpihak pada anak, maka saya sebagai guru
harus memahami berbagai aspek seperti: disiplin positif, posisi control Guru,
Motivasi, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas dan segitiga restitusi.
Saya mulai melakukan refleksi dan
evaluasi yang sudah saya terapkan. Saya melakukan perubahan dan perbaikan
sesuai dengan disiplin positif yang sudah saya pelajari untuk menciptakan
budaya positif yang berpihak kepada murid.
E. Pembelajaran
modul ini sangat penting bagia saya. Dengan mengetahui dan mengaplikasikan
budaya positif di lingkungan belajar saya, Semoga lingkungan belajar saya dapat
membuat anak nyaman dan tumbuh kembang anak tersebut dapat tercapai dengan
optimal. Sehingga anak dapat merdeka belajar.
F. yang Saya bisa lakukan
untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan saya setelah Anda mempelajari
modul ini adalah Saya mulai menerapkan budaya positif
dengan memulai pada posisi control manajer, menerapkan keyakinan kelas,
bijaksana dalam menyikapi kebutuhan dasar siswa dan mengarahkan ke hal yang
positif hingga melakukan segitiga restitusi
G. hal-hal lain yang
menurut saya penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif
baik di lingkungan kelas maupun sekolah adalah Menjadi
Teladan, Meningkatkan kemampuan supaya bisa menjadi guru yang menjadi teladan
bagi siswa. Selain itu dengan melakukan pembiasaan atas budaya positif yang
bisa menciptakan kebiasaan budaya positif.
H. Langkah-langkah awal yang
akan saya lakukan jika kembali ke sekolah/kelas saya setelah mengikuti sesi ini
adalah Diskusi dan kolaborasi dengan siswa. Menentukan budaya positif yang
sesuai dengan keyakinan kelas. Melakukan refleksi dan evaluasi untuk
peningkatan.
These issues are diagnostic standards for clinical gambling issues in DSM-5 . However, adolescents who gamble confirmed a lack of understanding of the negative consequences of gambling and did not totally recognize the term ‘quit’. Additionally, numerous gambling-related commercials promote the curiosity of gambling and enjoyable of winning for adolescents . In schools particularly, adolescents who have 바카라사이트 already got issues with gambling ought to be uncovered to lively intervention early so that they do not progress to gambling habit.
BalasHapus